“HARGA MATI UNTUK KELUARGA DAN SAHABAT”

by - December 07, 2018


Masih ingat tentang film fast and furious 7? Iya film terakhir mengenang kepergian paul walker, yang merupakan sahabat pembalap yang bernama Dom dalam film tersebut. Meski hanya sebuah film, tapi banyak pesan yang tersirat dari seluruh konsep film tersebut.
Salah satu kutipan yang dikatakan dom yaitu

“I Don’t Have Friend, I Have Family”


Banyak orang yang sering mengatakan bahwa , “buat apa memiliki banyak teman, jika hanya sedikit yang peduli” menurut aku tidak salah pernyataan tersebut, karena memang belum tentu semua teman yang kamu miliki, yang peduli denganmu belum tentu semua juga. Tapi ingatlah, tuhan menciptakan semua orang tidak ada yang sama, baik warna rambut, isi kepala, tingkah laku maupun kepribadian. Sebenarnya tidak salah memiliki teman yang banyak, dan jangan pernah menyalahkan juga akan kepribadian teman kalian yang tidak selalu sesuai dengan kepribadian diri sendiri.

Sedikit cerita , semenjak menjadi anak rantauan yang harus tinggal sendiri dan jauh dari keluarga, mengharuskan aku harus hidup mandiri. Yaa mandiri, menyelesaikan semua sendiri , yang awalnya dari SD hingga SMA orangtua selalu ikut serta secara langsung membantu, tapi kali ini tidak, orang tua hanya memberika support dan sangat terbantu. Tapi disinilah aku mulai mengenal bahwa keluarga itu tidak selalu terdiri dari ayah, ibu dan kakak. Keluarga definisinya sangat luas, bukan hanya yang kita kenal dari kecil hingga dewasa, tapi ya ini keluarga baru saya walaupun kita tidak ada hubungan darah tetapi kita sesame mahluk ciptaan tuhan sangat cocok untuk disebut keluarga.

Memiliki teman dari berbeda pulau dan SARA sangat banyak mengajarkanku arti sebuah pertemanan. Bukan berarti karena kita berbeda jadi kita tidak boleh berteman, justru pembeda lah yang mengajarkan kita arti sebuah keluarga dan pembeda mengajarkan kita bahwa hidup setiap orang berbeda, banyak pembelajaran yang kita peroleh dari teman teman sekitar, dari bagaimana cara berbicara dengan orang yang berbeda pulau, bagaimana cara berpikir tiap orang dan bagaimana tiap orang bertindak. Keluarga pertamaku memang yang selalu ada dirumah, yang selalu memberikan dukungan ketika sedang jatuh dan selalu bahagia ketika melihat kita bahagia, dan keluarga keduaku yaa disini, di tempat saya merantau.



Ketika aku dipertemukan dengan berbagai teman yang memiliki ciri khas masing-masing, aku jadi senang karena yang awalnya belum bisa beradaptasi di tanah rantauan, jadi mulai betah karena kehadiran mereka. Semula kupikir akan tidak bisa akrab seperti teman-teman SMA ku dulu, tapi itu hanya sebuah prasangka belaka, yang sampai sekarang semakin akrab bahkan hingga tingkat akhir. Kupikir dulu “apakah bisa aku diterima di kalangan mereka yang nyatanya aku minoritas disini”, yaa hal itu juga hanya sebuah prasangka yang nyatanya mereka sangat terbuka bahkan sangat seperti sebuah keluarga.


Mereka banyak mengajarkanku mengenai apa yang mereka miliki di daerah , bahkan kebaikan mereka membuat diriku semakin sadar bahwa tidak ada kata pembeda di dunia ini, semua sama, semua keluarga walau hanya dilahirkan ditempat yang berbeda.

Banyak hal yang kulalui bersama dengan mereka, mulai dari belajar bersama, jalan-jalan bahkan melakukan keseruan lainnya. Akupun menyadari nasehat orangtuaku dulu sebelum aku memulai untuk merantau, orangtuaku berpesan “ jika kita berbuat baik, maka tuhan akan mengirimkan orang baik disekitar kita, dan begitu sebaliknya” dan akupun dari kecil selalu diajarkan “jika ada orang yang memberikan satu kebaikan kepadamu, maka balaslah dengan 10 kebaikan , dan jangan menjadi pendendam serta selalu ingat sekecil apapun pengorbanan seseorang kepadamu”.


Makin lama aku selalu diberikan kesadaran bahwa tidak semua teman akan baik, dan tidak semua teman akan buruk. Kesadaran itu mengingatkan bahwa , manusia tidak ada yang sempurna, dan jangan pernah berpikir kalian memiliki teman yang sempurna yang seperti yang kalian harapkan, yang sempurna hanya milik sang pencipta. Maka daripada itu, jika ada teman yang mengatakan bahwa lebih baik punya 1 sahabat ketimbang memiliki 1000 teman. Mereka tidak salah, hanya saja semakin kita dewasa maka semakin tahu bahwa teman seperti apa yang sejiwa dengan kita, yang sepemikiran dengan kita maka hanya itu yang mengerti kita, seperti lagu Zona Nyaman (FOURTWNTY).

Waktu ke waktu perlahan ku rakit egoku

Merangkul orang-orang yang mulai sejiwa denganku

Ke-BM-an membukakan jalan mencari teman

Keluarlah dari zona nyaman



Pesanku dalam tulisan blog ini, seburuk-buruknya sifat temanmu, ingatlah, mereka pernah menolongmu dikala susah, mereka yang selalu ada dikala kamu senang, dan mereka yang rela tertawa agar kau tertawa dan berusaha membuatmu tegar ketika kamu sedih, yang kamu sendiri tidak pernah mengetahui tentang kondisi temanmu sebenarnya. Maka rangkulah temanmu, seperti kamu merangkul keluargamu, karena sedikit kebaikan yang kita lakukan kepada temanmu, suatu saat akan diingat dan menjadi kenangan indah.



_Jodi Indra Pujawan_

You May Also Like

0 komentar